Bareksa.com - Pasar saham Tanah Air sepanjang Februari 2024 berhasil menguat dibayangi sejumlah sentimen, di antaranya penyelenggaraan pemilihan umum (Pemilu) yang berlangsung aman dan damai, serta ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) tahun ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meningkat 1,5% atau bertambah 108,17 poin dari 7.207,94 pada penutupan 31 Januari, menjadi 7.316,11 pada 29 Februari 2024.
Seiring bergairahnya pasar saham, Barekasa Barometer, benchmark terbaik untuk produk reksadana unggulan di Indonesia juga berubah. Berdasarkan hasil penilaian sepanjang Februari 2024, tercatat ada 7 reksadana unggulan pendatang baru di Bareksa Barometer pada awal Maret ini. Empat reksadana diantaranya dalam daftar reksadana unggulan berbasis saham, yakni 2 reksadana saham, 1 reksadana indeks dan 1 reksadana campuran. Kemudian 3 lainnya merupakan pendatang baru di daftar reksadana unggulan berbasis obligasi atau pendapatan tetap.
Masuknya reksadana pendatang baru tersebut akibat perubahan skor Barometer Point, seiring dinamika pasar modal Tanah Air. Dua pendatang baru di daftar reksadana saham unggulan yakni Eastspring Investments Alpha Navigator Kelas A dan TRIM Kapital Plus, yang masing-masing mencatatkan Barometer Point 4 dan imbal hasil masing-masing 8,78% dan 12,9% setahun terakhir. Dalam daftar reksadana indeks unggulan kedatangan 1 pendatang baru yakni Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A dengan Barometer Point 3,5 dan imbal hasil 15,32% setahun.
Tiga pendatang baru di daftar reksadana pendapatan tetap unggulan yakni Mandiri Investa Dana Syariah, I-Hajj Syariah Fund dan Sucorinvest Sharia Sukuk Fund, dengan Barometer Point masing-masing 4 dan imbal hasil masing-masing 4,59%, 6,48% dan 4,52% setahun terakhir. Adapun 1 pendatang baru di daftar reksadana campuran ialah Setiabudi Dana Campuran dengan Barometer Point 4 dan imbal hasil 6,89% setahun.
Bulan ini tercatat ada 3 reksadana yang berhasil meraih skor Barometer Point tertinggi atau 5 yakni Syailendra Equity Opportunity Fund Kelas A, Trimegah Dana Tetap Syariah dan Capital Money Market Fund, dengan cuan masing-masing 11,14%, 6,29% dan 5,54% setahun. Reksadana jenis syariah mendominasi daftar reksadana pendapatan tetap unggulan, yakni 4 dari top 5 reksadana dihuni oleh reksadana jenis syariah. Adapun reksadana jenis lainnya didominasi produk konvensional.
Selengkapnya, daftar reksadana unggulan Bareksa Barometer di setiap jenis reksadana ialah sebagai berikut:
Reksadana Saham | Manajer Investasi | AUM Januari 2024 | Barometer Point | Imbal Hasil 1 Tahun |
Syailendra Equity Opportunity Fund Kelas A | Syailendra Capital | Rp338,07 miliar | 5 | 11,14% |
BNP Paribas Ekuitas | BNP Paribas Asset Management | Rp1,05 triliun | 4,5 | 6,99% |
BNP Paribas Pesona | BNP Paribas Asset Management | Rp679,83 miliar | 4 | 6,53% |
Eastspring Investments Alpha Navigator Kelas A | Eastspring Investments Indonesia | Rp281,92 miliar | 4 | 8,78% |
TRIM Kapital Plus | Trimegah Asset Management | Rp280,2 miliar | 4 | 12,9% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 1/3/2024
Investasi BNP Paribas Ekuitas di Sini
Investasi BNP Paribas Pesona di Sini
Investasi Trim Kapital Plus di Sini
Reksadana Indeks | Manajer Investasi | AUM Januari 2024 | Barometer Point | Imbal Hasil 1 Tahun |
BNP Paribas IDX Growth30 | BNP Paribas Asset Management | Rp131,66 miliar | 4 | 11,13% |
BNP Paribas Sri Kehati | BNP Paribas Asset Management | Rp3,21 triliun | 3,5 | 11,46% |
Trimegah FTSE Indonesia Low Volatility Factor Index | Trimegah Asset Management | Rp27,15 miliar | 3,5 | 12,17% |
Allianz SRI KEHATI Index Fund | Allianz Global Investors Asset Management Indonesia | Rp244,04 miliar | 3,5 | 10,85% |
Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A | Syailendra Capital | Rp769,22 miliar | 3,5 | 15,32% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 1/3/2024
Investasi BNP Paribas IDX Growth30 di Sini
Investasi BNP Paribas Sri Kehati di Sini
Investasi Trimegah FTSE Indonesia Low di Sini
Investasi Syailendra MSCI Indonesia Value di Sini
Reksadana Pendapatan Tetap | Manajer Investasi | AUM Januari 2024 | Barometer Point | Imbal Hasil 1 Tahun |
Trimegah Dana Tetap Syariah | Trimegah Asset Management | Rp98,49 miliar | 5 | 6,29% |
Mandiri Investa Dana Syariah | Mandiri Manajemen Investasi | Rp109 miliar | 4 | 4,59% |
Capital Fixed Income Fund | Capital Asset Management | Rp591,15 miliar | 4 | 7,66% |
I-Hajj Syariah Fund | Insight Investments Management | Rp1,6 triliun | 4 | 6,48% |
Sucorinvest Sharia Sukuk Fund | Sucorinvest Asset Management | Rp2,6 triliun | 4 | 4,52% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 1/3/2024
Investasi Trimegah Dana Tetap Syariah di Sini
Investasi Capital Fixed Income di Sini
Investasi I-Hajj Syariah Fund di Sini
Investasi Sucorinvest Sharia Sukuk di Sini
Reksadana Pasar Uang | Manajer Investasi | AUM Januari 2024 | Barometer Point | Imbal Hasil 1 Tahun |
Capital Money Market Fund | Capital Asset Management | Rp737,95 miliar | 5 | 5,54% |
Mega Dana Kas | Mega Asset Management | Rp341,54 miliar | 4,5 | 5,16% |
Shinhan Money Market Fund | Shinhan Asset Management Indonesia | Rp449,63 miliar | 4,5 | 5,21% |
Setiabudi Dana Pasar Uang | Setiabudi Investment Management | Rp759,48 miliar | 4,5 | 4,94% |
STAR Money Market Kelas Utama | Surya Timur Alam Raya Asset Management | Rp69,3 miliar | 4 | 4,86% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 1/3/2024
Investasi Capital Money Market di Sini
Investasi Shinhan Money Market Fund di Sini
Investasi Star Money Market di Sini
Top 5 Reksadana Campuran Unggulan Bareksa Barometer
Reksadana Campuran | Manajer Investasi | AUM Januari 2024 | Barometer Point | Imbal hasil 1 tahun |
Schroder Dynamic Balanced Fund | Schroder Investment Management Indonesia | 153,903,728,760.00 | 4 | 6,58% |
TRAM Alpha | Trimegah Asset Management | 111,112,815,402.00 | 4 | 6,32% |
Manulife Dana Campuran II | Manulife Aset Manajemen Indonesia | 133,878,121,291.00 | 4 | 4,96% |
Schroder Dana Terpadu II | Schroder Investment Management Indonesia | 893,563,038,123.61 | 4 | 5,3% |
Setiabudi Dana Campuran | Setiabudi Investment Management | 59,742,459,869.98 | 4 | 6,89% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 1/3/2024
Investasi Schroder Dynamic Balanced di Sini
Investasi Schroder Dana Terpadu II di Sini
Bareksa Barometer yang biasa dijadikan acuan oleh investor dalam berinvestasi reksadana jadi makin paten, seiring pembaruan metodologinya. Dengan inovasi ini, investor jadi punya panduan lebih mantap guna mencapai target investasinya dalam meraih cuan. Menurut Tim Analis Bareksa, inovasi terbaru Bareksa Barometer ialah dari sisi penilaian kinerja reksadana berdasarkan jangka waktunya.
Jika sebelumnya jangka waktu yang dinilai hanya 4 periode yakni 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun dengan bobot masing-masing 25%, kini ditambah menjadi 5 periode yakni 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan dan 1 tahun dengan bobot penilaian masing-masing 20%. Metode baru ini semakin meningkatkan kualitas penilaian Bareksa Barometer. Karena itu penilaian atas kinerja suatu produk reksadana jadi semakin maksimal dan handal.
Periode | 1 tahun | 9 bulan | 6 bulan | 3 bulan | 1 bulan |
---|---|---|---|---|---|
Bobot | 20% | 20% | 20% | 20% | 20% |
Sumber : Tim Analis Bareksa
Selain itu, dari sisi benchmark atau acuan atas kinerja produk reksadana, Bareksa Barometer kini hanya mengacu pada kinerja 8 Indeks Reksadana Bareksa. Sebelumnya, penilaian juga menyertakan indeks LQ45 untuk reksadana konvensional dan Jakarta Islamic Index (JII) untuk reksadana syariah.
Ini karena Bareksa Fund Index mengukur kinerja rata-rata seluruh produk reksadana yang ada di Indonesia dari per jenis reksadana, yakni reksadana saham, campuran, pendapatan tetap dan pasar uang.
Kini penilaian kinerja suatu produk reksadana saham konvensional akan mengacu pada Indeks Reksadana Saham Bareksa dan reksadana saham syariah akan dibandingkan dengan Indeks Reksadana Saham Syariah Bareksa.
Demikian juga penilaian kinerja produk reksadana pendapatan tetap konvensional akan mengacu pada Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Bareksa dan reksadana pendapatan tetap syariah mengacu pada Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Syariah Bareksa.
Sebelumnya, inovasi juga telah dilakukan Bareksa Barometer. Yakni Tim Analis Bareksa memaksimalkan penilaian Bareksa Barometer dari sisi momentum pergerakan pasar. Model ini dipilih karena Tim Analis Bareksa mempertimbangkan beberapa peristiwa penting yang sangat berdampak ke pasar modal.
Di antaranya beberapa kasus di industri pasar modal, pandemi Covid-19, hingga ancaman resesi global akibat kenaikan agresif suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS). Akibat beberapa peristiwa itu, pergerakan pasar saham dan obligasi menjadi sangat fluktuatif dan bergejolak, sehingga membuat investor ragu untuk berinvestasi ke aset yang lebih berisiko atau produk selain reksadana pasar uang.
Padahal, dengan strategi dan momentum yang tepat, dinamika pasar itu justru bisa dimanfaatkan untuk meraih cuan optimal. Karena itulah, Tim Analis Bareksa menyesuaikan model penilaian Bareksa Barometer guna menangkap peluang tersebut.
Meski begitu, penilaian dari sisi tata kelola yang baik (GCG) tidak mengalami perubahan dalam metode penilaian Bareksa Barometer.
(Romainah/Sigma Kinasih/Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.